Kamis, 15 Desember 2016

Resensi Buku



Lafal Sakti Bismillah

Judul               : Bismillah
Pengarang       : Muhammad Makhdlori
Penerbit           : Safirah
Tahun terbit    : 2012
Cetakan           : Pertama, Mei 2012
Tebal buku      : 261 halaman

Novel Bismillah ini ditulis oleh Muhammad Makhdlori. Muhammad Makhdlori lahir di Pengasinan, Kramat, Tegal, Jawa Tengah pada 30 Agustus 1972. Ia adalah putra dari pasangan K.H. Muhammad Nasir dan Siti Maskunah. Ia menyelesaikan sekolah dasar di Kramat, kemudian melanjutkan ke MTs N Babakan, Lebaksiu, Tegal, sekaligus menjadi santri di sana. Lalu, ia melanjutkan ke SMA di Surodadi. Dan setelah lulus, ia melanjutkan ke UNSIQ di Wonosobo sekaligus menjadi santri di Pesantren Al-Asy’ariyyah selama 5 tahun.

Banyak karya yang pernah ia buat, di antaranya Menyingkap Mukjizat Shalat Dhuha, Bacalah Surah Al-Waqi’ah Maka Engkau Akan Kaya, Samudera Al-Fatihah, Tahajjud Cinta, Maha Cinta Adam dan Hawa, Bersyukur Benar-benar Membuat Dirimu Kaya, Dahsyatnya Doa-doa dan Dzikir-dzikir Khusus Penarik Rezeki, Demi Dhuha, dan lain-lain. Dari semua karyanya, novel Bismillah merupakan novel yang mempunyai daya tarik tersendiri. Pada novel ini, pembaca dapat mengambil nilai-nilai yang bermanfaat, baik agama, hubungan sosial dan budaya, maupun masalah percintaan.

Novel ini bercerita tentang sosok Akbar, anak seorang pemimpin pondok pesantren yang mengalami depresi setelah dokter memvonisnya cacat permanen. Hal inilah yang membuat Akbar berperilaku menyimpang, sering menghujat Allah karena kecacatan fisiknya, dan sering bermabuk-mabukan. Tetapi, setelah ia simasukkan ke pesantren, perilaku buruknya berangsur-angsur mulai berubah. Dan di pesantren Akbar bertemu dengan Hamidah, anak pemimpin pondok pesantren yang menjadi idaman para santri.

Di saat Akbar mulai menginsyafi kekeliruannya, ia harus dihadapkan dengan permasalahan yang sangat rumit. Ia harus berhadapan dengan Jihan, seorang lelaki ateis yang menyamar sebagai santri dan berusaha memurtadkan para santri dan warga kampung. Apalagi, di tengah perjuangannya melawan Jihan, ia mengetahui fakta yang mengejutkan tentang Kang Zaid, teman dekatnya yang ternyata menyimpan sebuah rahasia besar di balik perilakunya selama ini. Lalu, bagaimanakah kisah Akbar selanjutnya?

Disajikan dengan gaya bahasa yang sederhana dan mudah dipahami, membuat pembaca ingin terus membaca sampai akhir. Walaupun, ada beberapa kata yang menggunakan kosa kata bahasa Arab, di antaranya “zadhab”, “muthala’ah”, “mustadha’af”, dan lain-lain sehingga membuat pembaca harus berusaha mengetahui arti dari kosa kata tersebut. Tetapi, pembaca tidak akan kesulitan dalam membacanya, karena buku ini dilengkapi dengan catatan kaki yang jelas. 

Rangkaian cerita dalam novel ini menggunakan alur maju, yang diawali dengan   pengenalan sosok Akbar, kemudian permasalahan muncul ketika Akbar sering menghujat Allah, dan puncak permasalahannya terjadi ketika Akbar harus menghadapi Jihan. Dan pada akhirnya, Akbar dapat mengalahkan Jihan, walaupun dalam menyelesaikan permasalahan ini Akbar harus menderita. 

Selain itu, penggambaran watak tokoh sangat jelas, sehingga sifat dan karakter masing-masing tokoh dapat diketahui dengan mudah. Novel ini juga sarat akan amanat, di antaranya kita harus bersabar dalam menerima setiap cobaan dari Allah, kita tidak boleh menghujat Allah, kita harus menyelesaikan masalah dengan kepala dingin dan tidak terburu-buru, dan lain-lain. Hal ini membuktikan bahwa novel ini layak untuk dibaca bagi semua lapisan masyarakat. Kita sangat perlu membaca novel ini agar kita bisa  menyikapi hidup dan menghadapi segala permasalahan dengan sabar dan tabah, serta bisa menjadikan kita manusia yang lebih baik lagi.

Inilah Quotes KDrama yang Relate dengan Kehidupan

  QUOTES KDRAMA “Hanya tangan temanlah yang bisa mencabut duri yang tertancap di hati”. (School 2015) “Aku bahagia dengan diriku yang se...